Social analytics adalah cara untuk memahami apa yang sebenarnya dibicarakan orang di platform digital. Bukan hanya sebatas seberapa sering sebuah topik disebut, tetapi juga bagaimana perasaan dan respons mereka terhadapnya. Dengan membaca data ini, tim konten strategi bisa menyusun strategi yang lebih tepat sasaran dan relevan bagi audiens. Tim strategi akan lebih mudah mengetahui topik apa yang sedang relevan, nada komunikasi seperti apa yang cocok, dan kapan waktu terbaik untuk tampil. Insight berbasis data seperti ini sangat membantu agar konten tidak hanya menarik, tapi juga memiliki dampak yang signifikan. Salah satu platform yang dapat membantu efektifitas proses strategi konten adalah Dataxet:Sonar, yang memungkinkan brand untuk memantau percakapan publik di berbagai platform digital, lalu mengubahnya menjadi insight yang dapat langsung dimanfaatkan dan diolah oleh tim strategi konten.
1. Identifikasi Topik yang Sedang Tren
Salah satu tantangan utama content strategist adalah terlambat merespons tren yang sedang ramai dibicarakan. Momentum di media sosial bergerak cepat dan kehilangan momen berarti kehilangan relevansi. Dengan menggunakan social analytics, tim dapat memantau volume percakapan, kata kunci populer, dan tagar yang sedang tren. Data ini membantu merancang konten real-time yang sesuai dengan konteks, atau bahkan konten evergreen yang tetap relevan dalam jangka panjang.
2. Analisis Sentimen untuk menemukan Tone Komunikasi
Tidak semua konten berakhir gagal karena pesan yang salah. Bisa jadi, tone komunikasinya tidak sesuai dengan situasi. Dengan social analytics, tim dapat menganalisis sentimen audiens dan memahami apakah mereka sedang marah, kecewa, atau justru antusias terhadap isu tertentu. Hal ini membantu dalam memilih tone yang tepat: apakah harus empatik, edukatif, atau menghibur. Dengan memahami emosi di balik data, pesan yang disampaikan bisa lebih akurat dan membangun koneksi yang kuat dengan audiens..
3. Pahami Audiens Anda Lebih Dalam
Mengetahui siapa yang berinteraksi dengan konten sangat menentukan efektivitas strategi. Sayangnya, banyak pendekatan masih bergantung pada asumsi umum. Social analytics memungkinkan segmentasi audiens berdasarkan demografi, lokasi, minat, dan platform yang digunakan. Dengan insight ini, tim dapat menyesuaikan gaya visual, tone, dan jenis konten sesuai karakteristik tiap segmen, menjadikan komunikasi lebih personal dan berdampak.
4. Optimasi Waktu dan Tempat Posting Sesuai Audiens
Konten yang bagus bisa kehilangan potensi hanya karena dipublikasikan di waktu atau platform yang kurang tepat. Social analytics memungkinkan tim mengidentifikasi jam aktif audiens dan performa konten berdasarkan platform. Dengan memahami waktu puncak engagement dan kanal distribusi yang paling efektif, strategi penjadwalan konten dapat disusun lebih presisi dan efisien.
5. Evaluasi dan Perbaiki Strategi Konten Secara Berkala
Strategi konten yang efektif tidak berakhir setelah konten tayang. Evaluasi rutin diperlukan untuk mengetahui apa yang berhasil dan apa yang perlu ditingkatkan. Dengan social analytics, tim dapat melihat metrik performa konten, mulai dari engagement hingga sentimen yang dihasilkan. Data ini juga bisa dijadikan dasar untuk eksperimen A/B testing dan pengambilan keputusan berbasis hasil yang nyata.
Kesimpulan
Merancang strategi konten yang sesuai dengan preferensi audiens kini tidak lagi harus bergantung pada intuisi saja. Dengan bantuan social analytics, setiap langkah dapat proses perencanaan tersebut dapat didasarkan oleh data-driven yang tentu akurat dan komprehensif. Langkah-langkah seperti memahami audiens, menentukan nada komunikasi, hingga memilih waktu dan platform terbaik dapat dilakukan dengan bantuan platform social analytics seperti Dataxet: Sonar yang mampu membantu tim konten untuk tidak hanya mengikuti arus percakapan digital saja, tetapi juga mengarahkan strategi dengan lebih percaya diri, terukur, dan sesuai kebutuhan audiens masa kini.