Munculnya bank digital telah memicu transformasi global di sektor keuangan. Saat bank tradisional berlomba untuk mengimbangi, mereka menemukan cara inovatif untuk beradaptasi. Di Indonesia, tren ini menyebabkan lahirnya cabang digital bagi institusi perbankan yang sudah mapan. Bank BCA misalnya menghadirkan Blu, Bank Mandiri menghadirkan Livin’ by Mandiri, dan Bank BTPN meluncurkan Jenius.
Namun, volume percakapan atau Share of Voice (SOV), menunjukkan bahwa bank digital ini masih mengejar ketertinggalan dari induk tradisional mereka. Bank BCA, misalnya, menerima 49 ribu mention, mengalahkan 0,3 ribu mention dari Blu. Bank Mandiri mengikuti pola yang sama dengan 43.9k mention ke Livin’ by Mandiri 1k. Di sisi lain, platform digital Bank BTPN, Jenius, melawan tren tersebut dengan mention yang mengesankan sebesar 8,5 ribu, melampaui target bank induk sebesar 1,5 ribu.
Perbankan & Lanskap Digitalnya
Sementara bank tradisional bercabang secara digital, kancah perbankan juga menyambut pemain baru yang murni digital. Perusahaan baru ini dengan cepat membuat kehadiran mereka terasa, menjalin aliansi strategis dengan mitra ternama. Superbank bekerja sama dengan Grab, Seabank bekerja sama dengan Shopee, LINE Bank bekerja sama dengan LINE, dan Bank Jago bekerja sama dengan Gojek.
Allobank, seorang pendatang baru, menimbulkan kegemparan pada acara peluncurannya pada tahun 2022, bermitra dengan band K-pop NCT Dream. Meskipun ada beberapa kendala, seperti masalah kegagalan pembayaran dan masalah pengumpulan tiket, acara tersebut menghasilkan gebrakan yang signifikan. Getaran positif dari kerumunan online yang bersemangat jelas menutupi semua hal negatif.
Saat kita melihat lanskap perbankan digital, jelas bahwa media sosial memainkan peran penting dalam membentuk percakapan. Bank digital seperti Seabank menghasilkan buzz, dengan tagar seperti #lebihuntungdiseabank dan #seabankid sedang tren. Tapi apa yang dikatakan percakapan ini tentang perasaan publik terhadap bank-bank ini? Kita bisa melihat sekilas tentang ini dengan memeriksa sentimen netizen.
Sentimen Terhadap Perbankan
Tampaknya sentimen publik bervariasi di seluruh papan. Blu, cabang digital dari Bank BCA, misalnya, memiliki mayoritas umpan balik positif, dengan lebih dari separuh reaksi positif. Livin’ by Mandiri, bank digital lainnya, juga lebih condong ke sisi positif. Sementara itu, Jenius, platform digital Bank BTPN, memiliki opini netral yang signifikan, menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk memengaruhi opini publik. Bank Jago menonjol dengan proporsi sentimen positif yang tinggi, yang menunjukkan bahwa strategi perbankan digital mereka tampaknya selaras dengan netizen. Seabank, di sisi lain, memiliki distribusi sentimen positif dan netral yang hampir sama, menunjukkan pandangan publik yang seimbang.
Suara-suara yang berpengaruh di media sosial juga berkontribusi secara signifikan terhadap diskusi perbankan digital ini. Misalnya, postingan Alya Rohali tentang Jenius Connect selama Boston Marathon 2023 di Instagram cukup menarik perhatian. Promosi Semen Padang Football Club Livin’ by Mandiri mendapat respon yang baik, dan
partisipasi ¢ í ķ ä – ķ ø h ľ 🐣 dalam acara Seabank Giveaway di Twitter juga menarik perhatian.
Saat membandingkan bank tradisional dengan mitra digitalnya, mari kita ambil Bank BCA dan versi digitalnya, Blu, sebagai contoh. Meskipun Bank BCA sebagai bank tradisional memiliki pangsa suara dan keterlibatan yang jauh lebih besar, sentimen publik terhadap keduanya cukup mirip. Keduanya menerima campuran sentimen positif, netral, dan negatif, yang menunjukkan bahwa meskipun beralih ke digital, bank tradisional seperti BCA masih bertahan dalam persepsi publik.
Analisis ini menggarisbawahi bagaimana memahami sentimen dan keterlibatan dapat membantu bank menyesuaikan strategi mereka secara efektif di era digital ini. Dengan alat yang tepat, seperti alat analitik media sosial, kami dapat mengubah angka-angka ini menjadi wawasan yang dapat ditindaklanjuti.
Kinerja BCA di bulan April menunjukkan dua peak yang patut dicatat. Puncak pertama terjadi pada 7 April, saat program edukasi “Wayang for Student” Bank BCA diberitakan oleh @folkative di Instagram, menghasilkan 261 ribu engagement dan jangkauan 4,2 juta. Puncak kedua terjadi pada 27 April saat kampanye air sumur NTT melalui transfer Bank BCA, seperti dilansir @hasanjr11 di Instagram, mendapatkan 231 ribu engagement dan jangkauan 1,5 juta.
Sebaliknya, Blu oleh BCA memiliki satu puncak signifikan pada 18 April, ketika Katalog Promosi (@katalogpromosi di Twitter) me-retweet tweet promosi Blu by BCA, menghasilkan jangkauan 56 ribu. Ini adalah ilustrasi yang jelas tentang kekuatan alat media sosial di industri perbankan.
Menggali lebih dalam, 3 top topik Bank BCA adalah perbankan, media sosial, dan layanan pelanggan, sedangkan 3 top topik Blu by BCA adalah Promo, Pembayaran, dan Transaksi. Angka-angka ini diperoleh dari penggunaan alat analitik media sosial yang efektif, yang menunjukkan pentingnya memahami keterlibatan dan preferensi pelanggan di perbankan tradisional dan digital.
Namun, baik Bank BCA maupun Blu by BCA bukannya tanpa tantangan. Netizens melaporkan bertemu scammers yang berpura-pura menjadi perwakilan resmi BCA online dan masalah ketika mencoba untuk menutup Kartu Kredit BCA mereka. Blu by BCA, di sisi lain, dikritik karena antarmuka penggunanya yang tidak ramah, waktu muat yang lama, dan masalah terkait transfer.
Terlepas dari keluhan tersebut, baik Bank BCA maupun Blu by BCA juga mendapat ulasan positif. Netizens memuji Bank BCA karena fitur QR-nya, EDC BCA untuk menghasilkan kode QR dinamis, keserbagunaan kartu Flazz BCA, dan preferensi untuk menyetor uang Lebaran ke rekening BCA. Blu by BCA mendapat pujian atas kemudahan pengaturan rekeningnya tanpa biaya admin dan tanpa setoran awal minimum, menarik beberapa netizen untuk beralih dari bank tradisional ke Blu karena keuntungan ini.
Kesimpulannya, bank tradisional berhasil memanfaatkan platform digital agar tetap relevan di era digital yang terus berkembang. Baik itu Bank BCA atau mitra digitalnya, Blu, masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahannya, namun bersama-sama, mereka melayani spektrum pelanggan yang lebih luas. Evolusi digital ini tidak meniadakan pentingnya perbankan tradisional, melainkan meningkatkannya. Kombinasi perbankan tradisional dan digital berfungsi untuk menciptakan pengalaman perbankan yang lebih komprehensif dan user-friendly.
Apakah Anda ingin memantau industri tertentu seperti ini? Memanfaatkan alat analitik media sosial dapat memberikan wawasan yang tak ternilai tentang keterlibatan, sentimen, dan tren pelanggan. Hubungi kami sekarang untuk mengeksplorasi bagaimana kami dapat membantu Anda menavigasi dan unggul dalam lanskap digital industri Anda.