Contact Us
Support & Downloads

Quisque actraqum nunc no dolor sit amet augue dolor. Lorem ipsum dolor sit amet, consyect etur adipiscing elit.

Dataxet:Sonar Website
d

Menata Ulang Crisis Management dengan Media Monitoring: Belajar dari Kasus Bea Cukai

Menata Ulang Crisis Management dengan Media Monitoring: Belajar dari Kasus Bea Cukai

Crisis Management menjadi perhatian utama kami dalam eksplorasi kasus Bea Cukai. Ketahui bagaimana lembaga terkemuka seperti Bea Cukai (seharusnya) dapat menggunakan media monitoring untuk melewati krisis, guna mengubah potensi tersebut menjadi peluang untuk tumbuh dan belajar.

Melalui perairan opini publik yang bergejolak & crisis management merupakan tantangan yang dihadapi oleh organisasi & institusi di seluruh dunia. Direktorat Jenderal Bea & Cukai atau lebih dikenal dengan Bea Cukai, telah berurusan dengan kenyataan ini dan terlibat dalam berbagai kontroversi. Mulai dari tuduhan staf yang tidak ramah hingga pemberian pajak piala dan skandal emas Antam yang meluas. Selama beberapa bulan terakhir, topik “Bea Cukai” telah menghasilkan lebih dari 1,2 juta diskusi online, sebuah tanda signifikansinya dalam perbincangan masyarakat. 

Guna mengangani krisis serupa secara efektif, institusi seperti Bea Cukai sebaiknya melakukan tindak media monitoring yang kuat dan menggunakan social media analytic tool termutakhir untuk crisis management.

Memahami Timeline Sebuah Krisis

Bea Cukai telah menjadi pusat perhatian dalam serangkaian insiden kontroversial. Pada 28 Maret, berita pemusnahan pakaian bekas impor ilegal dibagikan di Instagram oleh @jktinfo, memperoleh 19,5 ribu engagement. Peristiwa ini menimbulkan beberapa pertanyaan etika dan logistik, yang mengarah pada permintaan peningkatan pengawasan terhadap prosedur pengendalian impor Bea Cukai.

Kemudian pada 20 Mei lalu, perhatian publik tertuju pada kasus Rafael Alun yang terjadi kembali atau terulang pada Kepala Dinas Kesehatan Kota Banten. Berita ini, dibagikan oleh @lambe_turah di Instagram, memperoleh jumlah engagament yang mengesankan yaitu sebanyak 99 ribu dan semakin memperbesar isu seputar Bea Cukai.

Pemain Kunci & Peran Media Sosial

Platform media sosial berperan penting dalam membentuk opini publik, tak terkecuali tentang Bea Cukai. Di Twitter, #99 (@partaisocmed) konsisten memberitakan perkembangan seputar kasus Bea Cukai yang melibatkan Rafael Alun, Andhi Pramono, dan skandal emas Antam. Liputan mereka beresonansi dengan publik, sebagaimana dibuktikan dengan 40,1 ribu like yang diterima.

Di Instagram, INDOZONE (@indozone.id) memainkan peran penting dalam melaporkan krisis Bea Cukai, mengumpulkan total 155 ribu like. TikTok juga menampilkan diskusi tentang Bea Cukai melalui CNN Indonesia (@cnnindonesia), memperkenalkan isu tersebut kepada audiens yang lebih muda dan mendapatkan 2,2 ribu like.

Bea Cukai: Aman atau Tidak?

Memanfaatkan social media analytic tool memungkinkan pengukuran sentimen publik yang hampir akurat. Saat ini sentimen terhadap Bea Cukai mencapai 55,5% positif, 20,58% netral, dan 23,92% negatif. Yang mendominasi perbincangan adalah dugaan korupsi dan gratifikasi, dengan 5k mention; sementara 1.1k menyebut Bea Cukai terkait dengan layanan lambat, prosedur sulit, dan kecurigaan mencari keuntungan finansial tidak resmi.

Implikasi & Seruan Transparansi

Tren sentimen publik memaksa Sri Mulyani mencermati operasional Kementerian Keuangan untuk mencegah korupsi dan penyuapan lebih lanjut. Selain itu, ada seruan untuk meningkatkan transparansi LHKPN bagi pejabat pemerintah, khususnya di lingkungan Kementerian Keuangan.

Memanfaatkan Media Monitoring untuk Crisis Management

Situasi yang terungkap di Bea Cukai dan Kementerian Keuangan ini menjadi contoh utama mengapa organisasi & institusi harus secara proaktif terlibat dalam crisis management melalui media monitoring dan social media tool. Alat seperti milik dataxet:sonar yaitu DXT:360 Integrated Platform, memberikan insight yang kritis seputar persepsi publik, membuat pelacakan krisis yang tepat waktu, dan memfasilitasi pengembangan strategu mitigasi yang efektif.

Pada saat krisis, mengidentifikasi tren yang muncul dan sentimen publik secara hampir real-time memungkinkan penerapan tindakan perbaikan dengan cepat. Selain itu, dengan memahami pola, organisasi dapat memprediksi potensi krisis, yang mengarah ke strategi yang lebih proaktif, bukan reaktif.

Mengubah Krisis menjadi Peluang

Dalam menghadapi krisis, memahami sentimen dan opini publik menjadi alat yang sangat berharga. Dengan memantau dan menganalisis sentimen ini secara efektif melalui media sosial, organisasi tidak hanya dapat mengatasi krisis tetapi juga muncul dengan citra yang lebih kuat dan lebih transparan.

Jika Anda ingin lebih memahami persepsi publik tentang organisasi atau institusi Anda, atau jika Anda tertarik untuk mengembangkan strategi crisis management yang tangguh, kami menawarkan solusi terbaik. Hubungi kami hari ini untuk mendapatkan kendali atas citra publik organisasi/institusi Anda, mengelola krisis secara efektif, dan mengubah tantangan menjadi peluang pertumbuhan.

Related Articles

Speak to us

Let's talk about what media intelligence can do for you

Dataxet:Sonar Website Table